SEKERTARISKU Perkenalkan saya
adalah seorang
pegawai plat merah,
kepala bagian di
sebuah BUMN yang
terkenal di kawasan Indonesia Timur.
Sebagai kepala bagian,
saya memiliki sebuah
ruang kerja yang agak
privacy, lengkap
dengan seorang sekretarisnya.
Ruangan saya cukup
luas. Banyak tempat
untuk meletakkan dua
meja kerja. Salah satu
meja kerja saya di atasnya tidak ditaruh
banyak buku. Biasanya
hanya beberapa buku
kosong/tak berguna,
sebuah telepon
(berfungsi normal). Kebetulan BUMN ini
sering kerjasama
proyek dengan
Jepang, jadi seringkali
saya mengganti
sekretaris sesuai proyek yang ada. Nah,
kisahnya ini berputar
sekitar sekretaris
saya itu. Terus terang saja,
saya ini lelaki normal,
kalau melihat cewek
cantik ingin saya
memilikinya luar dalam,
meskipun saya akui libido saya agak tinggi
dibanding rekan pria
lainnya. Bahkan istri
sayapun kadang
menyerah, bayangkan
saja, saya minimal minta sehari tiga kali,
itu rutin dalam
seminggu. Bahkan
itupun saya anggap
kurang. Akan tetapi,
saya juga memiliki sedikit kelainan, saya
gemar menyakiti lawan
main saya sebelum
saya menidurinya. Istri
saya tidak mengetahui
hal ini, bisa-bisa ia minta cerai kalau tahu.
Padahal saya amat
menikmati bila
mendengar lawan main
saya menjerit
kesakitan, jadi pelampiasannya, yah
itulah saya jadi senang
mengumbar birahi
bersama sekretaris
saya, asalkan dia oke,
maka pekerjaannya oke juga, kalau tidak
mau, yah terpaksa dia
harus angkat kaki
dengan sejuta alasan
yang gampang
dicarikan. Sekretaris saya ini,
belum dua minggu,
alumni Akademi
Sekretaris dan
Manajemen swasta,
yang seragamnya biru muda dan putih. Saat
pertama dia masuk
kerja, sudah nampak
kebiasaan atau
mungkin etika yang
didapat dari sekolahnya, atasannya
boleh juga jas kerja
dengan warna tidak
menyolok, tapi
bawahannya, rok mini,
tinggal angkat sendiri kelihatan deh
semuanya. Hal itu saya
biarkan saja, karena
sudah jelas bagi saya
itu untuk cuci mata,
boleh juga. Sejak saat itu, saya
mulai melancarkan
rayuan maut, mulai
dari hal kecil seperti
traktir bakso, nonton
hingga hal besar seperti janji akan
menaikkan gaji dan
pangkat golongannya,
sehingga jadi pegawai
tetap alias punya NIP,
untuk pegawai plat merah, catatan,
sekretaris saya pada
saat baru masuk
kerja, statusnya
hanyalah sekretaris
proyek, selesai proyek selesailah tugasnya. Akhirnya rayuan saya
berhasil juga. Jadi
media untuk
melampiaskan libidoku
ada lagi, dibanding
jajan, ini agak amanlah. Tempatnya, yang di
ruangan kerjaku itu,
ruangannya sudah
saya desain
sedemikian rupa,
hingga kedap suara, dan kalau ada tamu,
bisa lewat intercom,
dan kulengkapi dengan
TV monitor, seperti di
supermarket, hingga
bisa mengontrol orang-orang di luar
ruang kerjaku. Tidak
ada yang curiga. Tidak,
karena di samping
kewajiban sekretaris
untuk membantu pekerjaan atasannya
di mana saja selama
jam kerja, juga
permainan saya tidak
begitu lama, sekedar
pelampiasan nafsu libidoku dan
kegemaran menyiksa,
itu saja. Nah, setelah rayuan
gombal saya termakan
olehnya, mulai masa
pelampiasan birahi
saya mulai. Pertama-
tama dia saya suruh buka baju atasnya
secara perlahan.
Kemudian dia saya
suruh berbaring di
atas meja. Kedua
tangannya saya ikat dengan tali yang
panjang hingga ke kaki
meja. Kemudian hal
yang sama saya
lakukan pada kedua
kakinya. Dia masih dapat bergerak tetapi
sangat sedikit. Saya
tidak suka bila ‘korban’ terlihat benar-benar
tidak berdaya. Kemudian saya mulai
menikmati
kecantikannya dari
ujung kepala sampai ke
ujung kaki dengan
menggunakan lidah saya. Di ‘pusat tubuh’- nya sungguh hangat
dibandingkan bagian
tubuh yang lain. Bila hal
ini saya lakukan cukup
lama dia akan mulai
berkeringat. Bau tubuhnya biasanya
akan memenuhi
ruangan. Di antara
wanita yang menjadi
teman tidur saya,
sekretaris saya memiliki bau tubuh
yang sangat seksi.
Pada tahap ini, saya
sendiri sudah mulai
berkeringat.
Karenanya saya akan mulai membuka baju
bagian atas saya. Saya lalu mengambil
cemeti dari lemari
dinding, orang cuma
tahu kalau itu
pajangan, padahal
fungsinya lain, sya mulai mencambuknya di
bagian dada, perut dan
paha. Dia akan mulai
berteriak. Saya amat
menyenangi permainan
ini. Saya kalau mulai mencambuk tidak
setengah-setengah.
Sering dia
mengeluarkan air
mata. Tetapi tidak
berani minta berhenti. Kalau sampai ada
ucapan mohon
berhenti saya akan
cambuk dua kali lebih
keras. Bila tubuhnya sudah
mulai merah dan panas,
saya akan membuka
celana dan melepaskan
ikatan dari kakinya.
Bila ikatan tidak dilepaskan, sangat
sulit untuk melakukan
penetrasi. Karenanya
salah satu kaki saya
silangkan ke atas
kepalanya dan diikatkan pada
tangannya. Kini ‘jalan’ telah terbuka lebar.
Uhh, Nikmat sekali.
Hingga dengan saat ini
saya tidak akan
memberi kesempatan
dirinya untuk mencapai orgasme. Saya main
tarik ulur. Biasanya
dia akan memohon-
mohon agar segera
diberi kesempatan
untuk ‘lepas’. Bila saya belum puas, saya tidak
akan berikan. Terkadang saya akan
mulai mencambuki
bagian samping
tubuhnya. Dia benar-
benar menangis
sekarang. Barulah saya mempercepat
irama permainan kami.
Tepat dia akan
mencapai orgasme,
lehernya saya cekik
sekuat tenaga sehingga tidak dapat
bernapas. Disaat inilah
seluruh tubuhnya akan
meronta-ronta, sebab
tubuhnya seakan mulai
kehilangan sumber kehidupannya.
Matanya akan melotot,
tangannya
mencengkram tali, tapi
tak ada gunanya.
Kadang kalau terlalu lama, dia akan mulai
menendang panik,
karena tahu dirinya
diambang kematian.
Pada saat itulah saya
akan mulai ejakulasi. Nikmat sekali, saya
tahu dirinya sendiri
mengalami orgasme
yang tertunda. Begitu
tangan saya lepaskan,
seluruh tubuhnya mulai mengejang dan dia
akan diam lama sekali
menikmati momen
terindah pada
hidupnya. Kemudian saya
memagut bibirnya
untuk meredam
tangisnya. Perlahan
seluruh ikatannya
akan saya lepaskan. Setelah dia mulai
tenang saya
menyuruhnya untuk
mulai berpakaian,
kemudian ia merapikan
diri di dalam toilet yang ada di ruanganku, lalu
keluar, kembali
kemejanya seperti
tidak terjadi apa-apa. Selama proyek
berlangsung, biasanya
satu proyek tiga
sampai lima bulan,
maka hal itu akan saya
lakukan bersama sekretaris proyek
tersebut. Asalkan,
seperti yang sudah
saya katakan, dia Oke,
maka pekerjaannya
stabil, kalau tidak saya akan cari sekretaris
baru lagi